Rabu, 15 April 2009

Khutbah Idul Adha 2005

Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban adalah hari penuh hikmah dan pelajaran bahwa hidup adalah pengorbanan yang mendekatkan manusia kepada Tuhannya, sesuai dengan makna harfiyah Qurban itu sendiri, yaitu dekat
Dengan semangat berqurban, kita akan memperoleh makna dan tujuan hidup kita. Itulah semangat di balik perayaan Idul Adhda pada hari ini. Tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan. Yaitu bahagia lahir dan batin dunia dan akhirat. Tentu saja kebahagiaan manusia tidak terwujud begitu saja. Kebahagiaan tidak diberikan Allah Swt kepada manusia secara gratis. Kebahagiaan hanya bisa diperoleh dengan perjuangan. Tidak ada usaha, tidak ada pahala.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd…..
Hari Raya Idul Adha tahun ini kita laksanakan di tengah bangsa kita baru saja menerima berbagai musibah dan bencana. Musibah yang masih hangat dalam ingatan kita di penghujung tahun 2004 lalu, di antaranya mulai dari tergelincirnya pesawat Lion Air di Solo. Belum reda kepiluan kecelakaan pesawat tersebut, sudah disusul dengan gempa di Papua yang menimbulkan korban harta benda dan jiwa yang tidak sedikit.
Berita ini pun masih hangat, tapi tiba-tiba helikopter milik TNI AL yang hendak memberikan bantuan korban gempa tersebut Jatuh dan menghilangkan semua awak pesawatnya. Sehari kemudian disusul dengan kecelakaan pesawat Super Puma TNI AU.
Dan belum sempat korban pesawat TNI AL ditemukan serta isak tangis keluarga korban pesawat TNI AU belum sempat reda, sebuah bencana super besar tiba-tiba mengagetkan benak kita. Betapa tidak? Karena korban musibah ini bukan hanya satu dua orang, sepuluh atau dua puluh, atau bahkan ratusan dan ribuan, tapi sudah mencapai lebih dari ratusan ribu orang. Gempa bumi dan gelombang tsunami menghantam daerah yang justru dijuluki sebagai serambi Mekkah, yakni Nangroe Aceh Darussalam.
Barangkali tidaklah berlebihan kalau kita katakan, bahwa timbulnya berbagai malapetaka dan bencana di negara kita sekarang ini, salah satunya adalah akibat memudarnya semangat berkorban bangsa kita, khususnya di kalangan pejabat dan elit politik kita. Di samping juga yang jelas telah memudarnya rasa keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah Swt.
Banyak orang yang berlomba-lomba mengabdikan diri untuk bangsa dan negara, namun tidak memikirkan tentang apa yang akan mereka berikan, apa yang mereka korbankan, melainkan menantikan dan mengharapkan apa yang akan mereka dapatkan.
Karena itu, kita seharusnya memberikan kontribusi dan manfaat yang berguna bagi kebaikan dan kemajuan bangsa, bukan malah menarik keuntungan dari situasi buruk yang mendera bangsa ini.
Harus kita akui, saat ini tidak sedikit orang yang mengaku membangun bangsa tapi sejatinya ia telah merusaknya. Begitu banyaknya praktik-praktik korupsi yang menggejala di negeri ini adalah bukti bahwa bangsa ini miskin dari pribadi-pribadi yang jujur. Tiang dan sendi negara telah digerogoti oleh tangan-tangan yang katanya mengaku pengabdi dan membangun bangsa.
Untuk itu, momentum Idul Adha ini marilah kita jadikan tonggak menuju arah perbaikan bagi diri dan perbaikan bagi bangsa kita. Bagi para pejabat dan elit politik lebih banyak berkorban tenaga dan pikirannya untuk membangun bangsa dan negara ini. Sedangkan bagi rakyat pada umumnya, khususnya rakyat di ……………………………………………………….. ini, mari kita tingkatkan pengorbanan harta benda kita untuk kemaslahatan ummat, khususnya yang tampak di hadapan kita pada saat ini, yakni menyelesaikan pembangunan masjid …………………….
Mudah-mudahan dengan barokahnya amal kita tersebut, akan menyingkirkan balak dari diri, keluarga, kampung, serta bangsa dan negara kita. Dan, akhirnya marilah kita berdoa, semoga Allah Swt meridhai usaha yang kita lakukan. Dan kita senantiasa dimampukan oleh-Nya mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Amien 3x ya rabbal alamien…..